teori sastra

DASAR-DASAR TEORI SASTRA
KARYA S. SUHARIANTO
PENERBIT WIDYA DUTA SURAKARTA.
I.       PENDAHULUAN.

Ø  Hakikat karya sastra.
Karya sastra berbeda dengan karangan- karangan yang lain. Karya sastra memiliki dunia tersendiri . ia merupakan pengejawantahan kehidupan hasil pengamatan sastrawan atas sekitarnya . untuk menjadi karya sastra masih di perlukan pengolahan dalam angan sastrawan karena itu karya sastra bukanlah semata-mata tiruan kehidupan, melainkan merupakan penafsiran tentang alam dan kehidupan itu.
Seorang sastrawan ingin mengungkapkan manusia dengan serba anekayaitu penderitaannya, nafsu-nafsunya, perjuangannya, cita-citanya, dan sebagainya. Dengan demikian ada dua hal penting yang amat dominan dalam setiap kerja keperanganan. Keduanya adalah daya imajinasi dan daya kreasi .yang di maksud dengan daya imajinasi adalah day membayangkan segala sesuatu yang pernah menyentuh perasaan atau singgah dalam pikirannya ; suatu kemampuan mengembalikan segala sesuatu yang pernah di alaminya tersebut sehingga tampak lebih jelas. Sedangkan daya kreasi ialah daya menciptakan sesuatu yang baru yaitu menghadirkan sesuatuy yang asli yang lain dari pada yang pernahn ada.
Ø  Karakteristik karya sastra.
Salah satu cirri karya sastra ialah bersifat imajinasi yaitu mampu menimbulkan citra atau bayangan-bayngan tertentu di dalam benak penikmatnya. Oleh karena itu pengaruh yang di timbulkan karya sastra lebih banyak di sebabkan oleh cara yang di gunakan pengarang bukan oleh apa yang di sampaikan.  Karya sastra mengajak penikmatnya untuk merenungkan hidup dan kehidupan ini lebih mendalam, mengajak manusia dengan kemanusiaannya, bahkan mengajak mengenal tuhan dengan segala kekuasaan-Nya. Semua itu di lakukan dengan kehalusan dan keindahan.
Karya sastra mer upakan hasill perpaduan harmonis antara kerja peerasaan dan pikiran . karya mempunyai kemampuan yang lebih keras dan lebih kuat menorah perasaan-perasaan penikmatnya.
Atau dengan kata  lain karya sastra dapat menghilangkan jarak dan waktu.  Seperti contoh
Siang sepulang kuliah aku datang kekantor In Tour. Harman tak ada . tak berani aku menanyakan kepada siapapun, dimana dia. Aku iseng-iseng masuk loby Hotel. Tiba-tiba pandangku tertarik kepada suatu tempat. Di dekat tempat telepon. Harman bercakap-cakap mesra dengan seorang karyawati Hotel. Aku kenal gadis itu. Lama mereka tertawa-tawa disana. Aku berjalan tak jauh dari tempat mereka berdiri, mengharap Harman akan melihatku. Tak  pelak lagi. Dia terdiam. Aku lebih terdiam lagi. Aku pura-pura membetulkan gulungan lengan kemejaku.
Aku pulang. Persaanku tak menentu. Aku pergi tidur. Perasaanku tak karuan. Dan aku tak tertidur aku memejamkan mata. Harman ada dalam kepala . mengapa aku tak dapat melenyapkan dia dan memandang dirinya tanpa arti? Mengapa sedih hatiku melihatnya bercanda dengan gadis lain aku merasa seperti seorang diri terpencil. Sendiri dan di lupakan. Sendiri dan tak punya arti. Tak punya arti sama sekali bagi Harman.
(ASTITI RAHAYU, Iskasiah Sumarto, Hal 74-75)
Kita bukan sekedar di ajak mengetahui apa yang ingin di komunikasikan pengarang namun juga merasakan  .
Ø  Fungsi karya sastra.
            Karya sastra di buat oleh pengarang untuk mengomunikasikan sesuatu kepada para penikmatnya. Dengan karyanya seorang penmgarang bermaksud menyampaikan perasaan-perasaannya sebagaimana yang di rasakan oleh pengarang pada waktu ia bersentuhan dengan kehidupan sekitar.  Karya sastra menambah kekayaan batin setiap penikmatnya.  Karya sastra berkemampuan menjadikan para penikmatnya lebih mengenal manusia dengan kemanusiaannya. Tugas seorang pengarang ialah memberikan isi dan menafsirkan karena fungsi sastra bukan semata-mata untuk memberikan hiburan kepada pemiliknya saja melainkan memberikan sesuatu yang di butuakan oleh manusia pada umumnya yaitu nilai-nilai anggun dan agung yang sering terlepas dengan dari pengamatan sehari-hari.  Eeengan demikian jelaslah bahwa bahwa fungsi karya sastra bersifat ganda yaitu hiburan dan membuka mata hati terhadap nilai-nilai yang tertsaji berserakan di sekitarnya.
Ø  Manfaat katrya sastra
Karya  sastra lebih tepat dikatakan dengan dulce et utile. tujuan setiap karya sastra harus dengan sendirinya ada dalam karya sastra tersebut , karena apabila tidak asasinya sebagai karya seni akan hilang. Yang lahir kemudian bukannya karya seni, melainkan kepalsuan dalam bentuk wejangan mengenai moral, semboyan-semboyan, propaganda, indoktrinasi, anjuran dan sebagainya. Predikat menyenangkan dan berguna pada karya sastra harus merupakan kesatuan yang padu.
Kesenangan yang di tuntut dari  karya sastra ialah kesenanangan yang positif yang mampu memperkaya ruhani. Kegunaan karya sastra haruslah kegunaan yang mampu mendorong manusia penikmatnya kearah munculnya pemikiran-pemikiran yang lebih dalam atu sublime. Kegunaan yang mampu menjadikan para penikmatnya peka terhadap masalah-masalah kemanusiaan , mendorong lahirnya perilaku-perilaku yang mendorong manfaat bagi kehidupan.  Pendek kata kegunaan yang menjadikan manusia lebih arif. A.
Ø  Bahasa karya sastra.
Dasar bahsa yang di gunakan oleh para sastrawan untuk melahirkan perasaan dan gagasannya ialah bahsa umum seperti yng juga dimiliki oleh masyarakat pada umumnya. yang di kehendaki sastrawan ialah agar pembacanya dapat turut juga merasakan apa yang di rasakan dan di alami jiwanya. Kemampuannya menghadirkan citra-citra tertentu dalam benak pembacanmya. Misi karya sastra yang paling hakiki ialah menghubungkan pembaca dengan manusia dan kehidupannya dengan segala suka dukanya. Secara halus pembaca di tarik kedunia pengalaman-pengalamn orang lain sehingga terjalin hubungan batin dan intim dan mersra antara orang lain dengan pembaca tersebut dengan demikian ada dua fungsi yang harus di emban oleh bahasa sastra; yakni sebagai pendukung artu dan sekaligus sebagai pengemban rasa. Sering dikatakan bahasa sastra bersifat konotatif sedangkan bahasa umum denotative jadi titik berat perbedaan antara bahasa sastra dengan bahasa umum terletak pada efek yang di timbulkannya bukan pada kelainan wujudnya.
II.    KARYA SASTRA PROSA
Ø  KARAKTERISTIK KARYA SASTRA PROSA.
Salah satu cirri khas karya sastra adalah bentuknya yang bersifat  pembeberan. Cirri lain adalah pembagian kesatuan- kesatuan makna dalam wujud paragraph atau alenia. Cirri yang juga menunjukkan kekhasan karya sastra prosa dapat kita temukan dengan penggunaan bahasanya
Ø  UNSUR-UNSUR KARYA SASTRA.
1.Tema.
Tema sering di sebut juga dengan dasar cerita yaitu poko permasalahan yang mendomonasi suatu karya sastra. Tema suatu karya sastra dapat Tersurat dan tersirat.
Menuurt jenisnya tema dapat di bedakan menjadi tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah permasalahan yang paling dominan menjiwai suatu karya sastra. Tema minor adalah permasalahan yang berupa cabang dari tema mayor. Wujudnya dapat berupa akibat lebih lanjut yaNg ditimbulkan oleh tema mayor seperti contoh pada novel Siti Nurbaya. Tema mayornya adalah antara adat timur dan adat barat. Sedangkan tema minornhya adalah kawin paksa.
2.Alur (Plot)
Alur adalah cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara beruntun dengan memperhatikan hokum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.
Plot terdiri dari 5 bagian yaitu:
·         Pemaparan atau pendahuluan.
·         Penggawatan
·         Penanjakan.
·         Puncak atau klimaks
·         Peleraian.
Dari di atas tersebut plot dapat di bagi lagi menjadi alur lurus dan sorot balik. Namun ada pula sebuah cerita menggunakan ke dua aklur tersebut. Jika di lihat dari kepaduannya . plot dapat di bedakan menjadi alur renggang dan alur rapat.
3.Penokohan.
Penokohan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita baik keadaan luarnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikapnya, kenyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya.  Melalui penokohan itulah cerita menjadi lebih nyata dalam angan-angan  pembaca.
Ada dua cara untuk melukiskan penokohan yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung.
4.Latar
Latar di sebut juga dengan setting yaitu tempat atau waktu terjadinhya cerita. Waktu terjadin ya cerita dapat semasa semasa dengan kehidupan pembacanya dan dapat pula sekian bulan , tahun, atau abad yang lalu sedangkan tempatnya dapat di suatu desa, kota , kantor, deerah bahkan Negara mana saja.
5.Tegangan dan Padahan  (suspens dandan foreshadowing)
Tengahan adalah sebagian cerita yang membuat kita sebagai pembacanya terangsang untuk terus membacanya.
Gadahan adalah bagian cerita yang memberikan gambaran mengenai sesuatu yang akan terjadi. Jadi sebenarnya keduannya tidak dapat di pisahkan meskipun keduanya fdapat di bedakan.
6.Suasana.
Suasana karya sastra hakikatnya merupakan lukisan peri kehidupan manusia yang di tampilkan melalui tokoh-tokoh suatu cerita tersebut
7.Pusat pengisahan
Pusat pengisahan atau dalam bahasa inggris point of view adalah siapa yang bercerita.
Jenis-jenis pengisahan.
·         Pengarang sebagai pelaku utama
·         Pengarang ikut main tetapi bukan sebagai pelaku utama.
·         Pengarang serba hadir.
·         Pengarang peninjau.
8.Gaya bahasa.
Semua unsure cerita dapat kita nikmati apabila telah disampaikan dengan bahasa.
Cara penggunaan bahasa adalah dengan perbandingan-perbandingan, menghidupkan benda-benda mati. Melukiskan sesuatu dengan lukisan  yang tidak sewajarnya. Kaliamat-kaliamat yang terdapat di dalam karya sastra di kenal dengan pigura bahasa.
Jadi jelas kiranya bahwa letak keistimewaan bahasa suatu karya sastra semata-mata bukan di sebabkan oleh adanya berbagai pigura bahasa melainkan oleh kemampuan penulisnya memilih kata dan menyusunnya menjadi kaliamt yang efektif dan efisien.
Ø  Jenis karya sastra prosa.
1.Cerita pendek.
Predikat pendek pada cerita pendek bukanlah di tentukan dengan banyaknya halaman. Melainkan lebib di sebabkan oleh ruang lingkup permasalhan yang ingin di samapaikan oleh bentuk karya sastra tersebut. Jenis karya sastra cerpen adalah wadah yang biasanya di pakai oleh pengarang untuk menyuguhkan sebagian kecil saja dari kehidupan tokoh yang paling menarik  perhatian pengarang.
Di Amerika dikenal dua jenis cerpen yaitu long short story dan short short-story. Di Indonesia di kenal dengan cerpen panajng dan cerpen pendek. Contoh cerpen panjang adalah Sri sumarlah dan Bawuk karya Umar kayam.
2.Novel.
Novel dapat mengungkapkan seluruh episode perjalanan hidup tokoh ceritanya. Bahkan dapat pula menyinggung masalah-masalah yang kaitannya sudah agak renggang. Cerita mengenai masalah-masalah sampingan tersebut biasa di kenal dengan istilah digresi. 
Di samping Novel di kenal juga roman . roman adalah nama bahasa rakyat sehari-hari di Negara tersebut yang pertama kali di gunakan oleh pengarang disana untuk menceritakan kehidupan rakyat biasa. Sedangkan istilah novel berasal dari bahasa inggris.
Novelette atau novella adalah jenis karya sastra novel yang pendek. Contohnya adalah Hati yang damai sebuah pena Nh. Dini.
Novel dapat di bedakan atas
·         Novel bertendens
·         Novel sejarah.
·         Novel adat.
·         Novel anak-anak.
·         Novel politik.
·         Novel psikologis
·         Novel percintaan.
3.Sketsa.
Bentuk sketsa hamper mirip dengan cerpen . perbedaan antara cerpen dengan sketsa adalah sketsa tidak melukiskan kehidupan tokoh tertentu. Di dalam sketsa tidak akan di jumpai alur yang jelas dalam menjalin cerita. Hubungan antar bagian sketsalebih banyak di sebabkan oleh adanya pertautan peristiwa dan bukan oleh adanaya sebab dan akibat. Contohnya adalah coret-coret di bawah tanah dan Surabaya oleh idrus
4.Kisah.
Jenis cerita ini bersumber dari pengalaman perjalanan pengarang. Kisah berbeda dengan catatan perjalanan. Kisah dalam ceritanya telah di warnai dengan imajinasi pengarang baik jalinan ceritanya maupun dalam kejadian-kejadian dalam cerita. Contohnya adalah melawat ke barat. Karangan Adi Negoro. Tamasya dengan perahu bugis  karangan zuber usman dan  tuyet karangan Bur Rasuanto
III.             KARYA PUISI.
A.    KARAKTERISTIK KARYA SASTRA PUISI.
Karya sastra berbentuk puisi ini bersifat konsentrif dan intensif. Pengarang hanya mengutarakan apa yang menurutperasaan atau pendapatnya merupakan bagian yang pokok saja. Sangat jarang sekali di temukan seorang penyair yang setia menepati aturan penggunaan tanda-tanda baca.. ada dua hal yang perlu di perhatikan oleh pengarang dalam karya sastra ini adalah bunyi bahasa dan tipografi atau ukiran bentuk. Pertimbangan mereka dalam membuat puisi bukan terbatas pada indahnya bentuk dalam pandangan melainkan juga pengaruhnya pada makana puisinya.
B.     UNSUR-UNSUR KARYA SASTRA PUISI.
1.      Tema.
Fungsi puisi merupakan media untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarangnya. Karena itu untuk mengetahuinya di perlikan kecerdasan dan kejelian kita sebagai pembacanya untuk menafsirkan kiasan-kiasan yang di gunakan penyair
2.      Daya bayang
Unsure daya bayang adalah kemampuan menciptakan citra dalam benak pembaca. Karena itu dalam daya bayang puisi adalah suatu yang sangat amat penting.
Cara untuk menciptakan daya puisi:
·         Menggunakan kata-kata kias
Kata-kata kias adalah kata-kata yang mempunyai arti samar-samar. Pengaruh kata-kata kias sangat amat kuat karena di balik itu terkandung makna yang jelas
·         Menggunaan lambing-lambang.
Lambing adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Melalui perlambangan sesuatu yang semula kabur, tidak jelas, dan sulit di tangkap menjadi nyata; mungkin dapat di lihat, di dengar, di raba dan sebagainya. Contohnya adalah Teratai karya Sanusi pane
·         Menggunakan pigura-pigura bahasa
Contoh-contoh pigura-pigura bahasa adalah metafora, metonimia, personifikasi dan lain sebagainya.
3.      Rima dan Irama.
Rima adalah istilah lain untuk persajakan atau persamaan bunyi. Sedangkan Irama adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepatb lambatnya kata atau baris-baris suatu puisi bila puisi di baca. Dengan bantuan kedua unsur tersebut baik nada atau maupun suasana suatu puisi dapat terciptakan lebih nyata dan lebih dapat menimbulkan kesan pada benak pembaca. Jadi Rima dan Irama merupakan unsur yanng sangat amat berperan dalam menghidupkan sebuah puisi.
·         Menurut jenisnya, rima dapat di bagi menjadi
*      Asonisasi ( unsur vokal yang sama ).
*      Aliterasi ( unsur konsonan yang sama ).
·         Berdasarkan letaknya dalam kata
*      Rima mutlak
*      Riam sempurna
*      Rima tak sempurna
·         Berdasarkan letaknya dalam baris
*      Rima awal.
*      Rima tengah
*      Rima akhir
*      Rima horisontal.
*      Rima vertikal
C.     JENIS KARYA SASTRA PUISI.
1.      Puisi Diafan (puisi transaparan).
Puisi yang mudah di lihat artinya mudah di pahami isinya karena hampir semua kata-katanya terbuka, tidak bnyak memanfaatkan lambang atau kiasan-kiasan. Untuk memahami puisi ini cukup dengan atensi (perhatian; minat). Bagaimanapun ligasnya puisi Diafan kepuitisannya tetap dapat kita rasakan yaitu  pada Rima dan Irama. Contoh dari puisi ini adalah puisi 20 september 1966  karya Sandy Tyas.
2.      Puisi prismatis
Jenis puis ini sanagt mengandalkan pemakain kata-kata dalam bentuk-bentuk perlambangan. Yang di perlukan dalam puisi ini adalah Asosiasi, perasaan, dan pengalaman. Kata-kata dalam puisi ini kadnag sangat pribadi yang hanya di miliki oleh pengarangnya. Conteh dari puisi ini adalah puisi SONET X karya Sapardi Joko Darmono.
3.      Puisi kontemporer
jenis puisi ini satu rumpun dengan puisi prismatis. Puisi kontemporer lebih mengandalkan permainan bunyi. Dengan kata lain yang ingin di capai adalah terciptanya komunikasi estetik bukan komunikasi pemahaman. Contoh dari puis ini adalah puisi Batu karya Sutarji Calzoum Bahri
4.      Puisi mbeling.
Puis mbeling adalah puisi yang tidak mengikuti aturan yaitu ketentuan-ketentuan yang umumnya berlaku dalam penciptaan sebuah puisi. Demikian halnya dengan pemakaian kata-katanya. Dalam puisi ini tidak pernah akan di jumpai kata-kata yang tidak mendukung benar maksud penyairnya. Kata-kata yang di pergunakan tidak perlu di pilih-pilih lagi tidak perlu di beri isi. Pendek kata , bagi jenis puisi ini tidak ada obyek yang di haramkan. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Contoh dari puisi ini adalah Teka-teki karya mahawan, belajar menghargai hak azazi kawan karya remy sylado, sebuah perintah karya Hardo waluyo, Rumus karya huda vansgoef.
IV.             KARYA SASTA DRAMA.
A.    KARAKTERISTIK KARYA SASTRA DRAMA.
Drama berasal dari yunani, yang berarti oerbuatan atau pertunjukan cara memahami dan menikmati karya sastra drama ini harus dengan menontonnya. Seni drama sering di sebut pula di sebut sebagai suatu kehidupan yang di hidangkan dengan  gerak di atas pentas atau panggung. Lebih tepat kiranya di ebut sebagai kehidupan menurut tafsiran pengarang. Di indonesia dikenal pula dengan sandiwara yang berarti pelajaran yang di sampaikan secara rahasia atu tersamar. Di samping adanaya drama dan sandiwara ada juga yang di namakan teater yang bersal dari bahasa yunani yaitu theateron. Di negara asalnya kata tersebut mewakili tiga macam pengertian yaitu:
1.      Gedung pertunjukan
2.      Publik, auditorium
3.      Karangan tonil.
B.     UNSUR-UNSUR KATYA DRAMA.
1.      Lakon atau cerita.
Secar struktural lakon atau cerita drama terdiri atas 5 bagian yaitu:
*      Pemaparan atau eksposisi.
Yaitu bagian lakon drama yang berisi pembeberan atau penjelasan mengenai situasi awal suatu cerita.
*      Penggawatan atau komplikasi
Yaitu Bagian drama yang secra jelas menunjukkan adanya konflik yang sebenarnya.
*      Puncak atau klimaks
Yaitu bagian cerita yang merupaakan puncak ketegangan cerita, merupakan titik perselisihan paling tinggi antara protagonis dan antagonis.
*      Peleraian atau anti Klimaks
Yaitu bagian tempat pengarang mengetengahkan pemecahan konflik
*      Penyelesaian atau konklusi
Yaitu bagian cerita yang berfungsi mengembalikan pada keseimbangan awal.
2.      Pemain
Pemaian adalah orang yang menerjemahkan dan sekaligus menghidupkan deretan kata-kata yang berupa naskah atau cerita .pemain berfungsi pula sebagai alat pernyataan watak.,Di lihat dari kedudukan cerita, pemain atau pelaku dalam drama dapat di bagi menjadi 3 yaitu
·         Pelku pokok atau pelaku sentral
Pelaku yang oeri kehidupannya menjadi pokok cerita
·         Pelaku utama.
Pelaku ini hanya berperan penting dalam adegan tertentu
·         Pelaku kedua
Pelaku kedua merupakan imbangan pelaku pokok.
3.      Tempat.
Tempat drama yang tersedia tersebut harus memenuhi sarat.
1)      Tempat untuk bermainnya pendukung cerita.
2)      Tempat para penontonnya.
4.      Penonton atau publik.
Hakikatnya merupakan alat berdialog pengarangnya dengan penonton inilah sebenarnya pengarang drama ingin berdialog, ingin menyampaikan gagasan atau ide-idenya.
C.     JENIS KARYA SASTRA DRAMA
1.      Berdasarkan isi lakon
a)      Tragedi atau duka derita
b)      Komedi atau suka cerita
c)      Melodrama.
Yaitu gabungan antara tragedi dan komedi. Contohnya adalah Api karya Usmar Ismail.
2.      Berdasarkan penyajiannya.
a)      Pantomim
b)      Opera
c)      Sendratari
d)     Drama mini kata
V.                MACAM-MACAM GAYA BAHASA.
Seorang pengarang karya ilmu pengetahuan hanya sekedar ingin menyampaikan gagasan atau idenya, sedangkan pengarang karya sastra di samping ingin menyampaikan gagasan atau idenya ia bermaksud pula perasaannya.
Tujuannya para pembaca mengetahui apa yang di ceritakan melainkan juga agar dapat merasakan apa yang di rasaksn.
Untuk menciptakan maaksud dan suasana seperti yang di harapkan tersebut, pengarang acap kali menggunakan apa yang biasa di sebut dengan gaya bahasa.
Macam-macam gaya bahasa.
1)      Alusio
Yaitu pernyataan atau maksud yang di sampaikan secara berkias tetapi hjanya sebagian saja.
2)      Antiklimaks
Ialah suatu ternyataan yang disususn secara berurutan dari yang paling tinggi makin menurun dan makin menurun.
3)      Antitesis
Yaitu pernyataan yang di ungkapkan dengan kata-kata yang saling bertentangan.
4)      Antonomasia
Yaitu keterangan sesuatu hal yang kemudian di jadikan pengganti benda
5)      Apofasis
Yaitu cara menegaskan sesuatu tetapi dengan cara seolah-olah menyangkalnya
6)      Asindeton
Yaitu sesuatu cara mengemukakan beberapa hal atau peristiwa secara berurutan dengan tanpa menggunakan kata sambung.
7)      Elipsis
Yaitu suatu cara mengemukakan sesuatu dengan menggunakan satu kata
8)      Enumerasi
Yaitu mengemukakan suatu peristiwa
9)      Epemisme
Yaitu sutu cara mengungkapkan atau perasaan dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang baik dengan maksud agar tidak menyinggung perasaan orang.
10)  Eponim
Yaitu suatu cara melukiskan sesuatu dengan mengambilkan sifat-sifat yang dimiliki oleh nama-nama yang telah terkenal.
11)  Hiperbola
yaitu suatu cara untuk menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan
12)  Inuendo
Yaitu suatu cara menyindir dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
13)  Ironi
Yaitu suatu cara menyindir dengan mengatakan yang sebaliknya.
14)  Klimaks
Yaitui suatu cara mengemukakan sesuatu, ide atau keadaan dengan mengurutkan dari tingkat yang lebih rendah menuju ketingklat yang lebih tinggi.
15)  Koreksio
Yaitu suatu cara menarik perhatian pendengar.
16)  Litotes
Yaitu suatu cara mengemukakan sesuatu dengan maksud merendahkan diri.
17)  Metafora
Yaitu suatu cara mengatakan atau melukiskan sesuatu denmgan membandingkannya dengan sesuatu yang lain.
18)  Metonimia
Yaitu suatau cara untuk mengemukakan sesuatu maksud dengan menggantikan dengan sifat, atau nama suatu yang merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut
19)  Oksimoron
Yaitu suatu cara berbahasa menggunakan kata-kata yang berlawanan.
20)  Paradoks
Yaitu suatu cara mengintensifkan maksud dengan mengemukakan dua yang bertentangan
21)  Paralelisme
Yatu suatu cara berbahasa dengan menjajarkan beberapa kata atau frase yang mempunyai makna sema .
22)  Personifikasi
Yaitu suatu cara memperjelas maksud dengan menjadikan benda-bende terasebut seperti manusia
23)  Pernyataan retoris
Yaitu suaatu cara menarik perhatian pendengar atau pembaca dengan mengajukan pertanyaan yang tidak memelurkan jawaban
24)  Pleonasme
Yaitu suatu cara memperjelas maksud dengan menggunakan kata berlebihan
25)  Pleonasme
Yaitu suatu cara memprjelas maksud dengan menggunakan kata berlebih
26)  Kreterito
Yaitu suatu cara menyatakan sesuatu dengan menyembunyikan
27)  Prolepsis
Sering di sebut pula antipati yaitu suatu cara beerbahasa dengan menggunnakan kata tertentu lebih dulu sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
28)  Prepesisi
Di sebut pula pengulanagan yaitu suatu cara memperkuat makan.
29)  Carkasme
Yaitu sautu ejekan dengan kata yang kasar
30)  Inekdose

Yaitu suatu cara mengemukakan dengan menyebutkan bagian-bagiannya saja. Atau sebaliknya menyatakan sesutu keseluruhan dengan maksud sebagian saja.  
Previous
Next Post »