Teori
Leonard Bloomfield
Leonard
Bloomfield lahir pada tanggal 1 April 1887, di Chicago. Dia lulus dari Harvard
College pada usia 19 dan melakukan pekerjaan pascasarjana selama 2 tahun di
University of Wisconsin, dimana ia juga mengajar di Jerman. Minatnya dalam
linguistik terangsang oleh Eduard Prokosch, seorang ahli bahasa di departemen
Jerman. Bloomfield menerima gelar doktor dari University of Chicago pada tahun
1909.
Pengaruh
linguis Amerika Leonard Bloomfield (1887-1949) didominasi ilmu linguistik dari
tahun 1933 - ketika karyanya yang paling penting, Bahasa, diterbitkan - untuk
pertengahan 1950-an.
Leonard
Bloomfield (1887-1949,Amerika) Dalam menganalisis bahasa Bloomfield dipengaruhi
oleh 2 aliran psikologi yang saling bertentangan yaitu mentalisme dan
behaviorisme. Pada mulanya beliau menggunakan prinsip-prinsip mentalisme(yang
sejalan dengan teori psikologi Wundt). Di sini beliau berpendapat bahwa
berbahasa dimulai dari melahirkan pengalaman yang menyenangkan terutama karena
adanya tekanan emosi yang kuat. Jika melahirkan pengalaman dalam bentuk bahasa
ini karena adanya tekanan emosi yang kuat maka muncullah ucapan(kalimat) ekslamasi.
Jika pengalaman ini lahir dari keinginan berkominasi maka lahirlah kalimat deklarasi.
Jika keinginan berkomunikasi ini bertukar menjadi kenginan untuk mengetahui
maka akan menjadi kalimat interogasi.
Sejak tahun 1925 Bloomfield meninggalkan
psikologi mentalisme Wundt lalu menganut paham psikologi behaviorisme Watson
dan Weiss. Beliau menerapkan teori psikologi behaviorisme dalam teorinya yang
kini terkenal dengan nama “linguistik struktural” dan “linguistik taksonomi”.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan linguistik Amerika, terutama
di sekolah linguistik Yle yang didirikan menurut ajarannya. Bloomfield menerangkan
makna (semantik) dengan rumus-rumus behaviorisme.
Akibatnya,
makna menjadi tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi pengikutnya.
Unsur-unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan (environment) di
mana unsur-unsur itu berada. Distribusi dapat diamati secara langsung sedangkan
makna tidak dapat.
Teori
linguistik Bloomfield ini akan bias diterangkan dengan lebih jelas kalau kita
mengikuti anekdot “Jack and Jill” (Bloomfield, 1933:26). Dalam anekdot itu
diceritakan Jack dan Jill sedang berjalan-jalan. Jill melihat buah apel yang
sudah masak di sebatang pohon. Jill berkata kepada Jack bahwa dia lapar dan
ingin sekali makan buah apel itu. Jack memanjat pohon apel itu; memetik buah
apel itu; dan memberikannya kepada Jill.
Secara
skematis peristiwa itu dapat digambarkan sebagai berikut.
S r
…………………………………..... s R
(1) (2)
(3) (4) (5) (6) (7)
Penjelasan;
(1)
Jill melihat apel (stimulus)
(2)
Otak Jill bekerja mulai dari melihat apel hingga berkata kepada Jack.
(3)
Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (r= respons)
(4)
Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill waktu berbicara kepada Jack (…)
(5)
Perilaku atau kegiatan Jack sewaktu mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang
dikelurkan Jill (stimulus)
(6)
Otak Jack bekerja mulai dari mendengar bunyi suara Jill sampai bertindak.
(7)
Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill (R=
respons).
Nomor (3), (4), dan (5) yaitu
(r s) adalah lambang atau perilaku
berbahasa (speech act) yang dapat diobservasi secara fisiologis; sedangkan yang
dapat diamati atau diperiksa secara fisik hanyalah nmor (4).
Berdasarkan keterangan di atas maka
yang menjadi data linguistik bagi teori
bloomfield adalah perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r……………………………
s) dan hubungannya dengan makna (S ……. R).
apa yang terjadi di dalam otak
Jill mulai dari (1) hingga (2) sampai dia mengeluarkan bunyi tidaklah penting
karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan proses yang terjadi di
dalam otak Jack setelah dia mendengar
bunyi-bunyi itu yang membuatnya bertindak (5 dan 6) juga tidak penting bagi teori
Bloomfield ini.
Menurut Bloomfield, bahasa
merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech
community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya.
Lalu, bagi Bloomfield bahasa adalah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam
suatu masyarakat. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri dari
potongan-potongan perilaku (tabiat) yang disusun secara linear.
Teori linguistik Bloomfield
didasarkan pada andaian-andaian dan definisi-definisi karena kita tidak mungkin
mendengar semua ujaran di dalam suatu masyarakat tutur. Jadi, tidak mungkin
kita dapat menunjukkan bahwa pola-pola yang
kita temui dalam beberapa bahasa berlaku juga pada bahasa-bahasa lain.
Ini harus diterima sebagai satu andalan. Kita
tidak mungkin menunjukkan bahwa lambang-lambang ujaran dihubungkan
dengan makna karena tidak mungkin mengenal satu per satu makna itu dalam data.
Menurut Bloomfield bahasa itu
terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang
dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap
bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang
dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933;158).
Misalnya:
Pukul
adalah bentuk ujaran
Pemukul
adalah bentuk ujaran
Pe-
adalah bentuk bukan ujaran
Pukul terdiri dari empat fonem,
yaitu : /p/, /u/, /k/, dan /l/. disini fonem
/u/ digunakan dua kali.
Dari contoh di atas dapat dilihat
bahwa setiap ujaran adalah bentuk, tetapi tidak semua bentuk adalah ujaran.
Menurut Bloomfield ada dua macam bentuk, yaitu;
(1)
Bentuk bebas (free Form), yakni bentuk yang dapat diujarkan sendirian
seperti bentuk amat, jalan, dan kaki
dalam kalimat “amat jalan kaki”,
(2)
Bentuk terikat (Bound Farm) yakni bentuk linguistik yang tidak dapat diujarkan
sendirian seperti bentuk pe- pada kata memukul, dan bentuk –an seperti pada kata pukulan.
Dalam
teori linguistik Bloomfield ada beberapa istilah/term yang perlu dikenal, yaitu
sebagai berikut:
Fonem
adalah : satuan bunyi terkecil dan distingtif dalam leksikon suatu bahasa,
seperti bunyi [u] pada kata bahasa Indonesia /bakul/ karena bunyi itu merupakan
bunyi distingtif dengan kata /bakal/. Disini kita lihat kedua kata itu, /bakul/
dan /bakal/, memiliki makna yang berbeda karena berbedanya bunyi [u] dari bunyi
[a].
Morfem
adalah: satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari bentuk leksikon.
Umpamanya dalam kalimat Amat menerima hadiah terdapat morfem : Amat, me-,
terima, dan hadiah.
Frase
adalah : unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau lebih. Umpamanya dalam kalimat
Adik saya sudah mandi terdapat dua frase, yaitu frase Adik saya dan frase sudah mandi.
Kata
adalah bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas dan
ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya, pukul, pemukul, dan pukulan adalah
kata, sedangkan pe-, dan an, bukan kata;
tetapi semuanya pe-, -an, dan pukul adalah morfem.
Kalimat
adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dari ujaran lain dan merupakan satu
ujaran yang maksimum. Misalnya Amat duduk di kursi, Amat melihat gambar, dan Ibu
dosen itu cantik.
Bloomfield
dalam analisisnya berusaha memenggal-menggal bagian-bagian bahasa itu, serta
menjelaskan hakikat hubungan di antara bagian-bagian itu. Jadi, kita lihat
bagian-bagian itu
Teori
Leonard Bloomfield
Leonard
Blomfield (1887-1949) seorang tokoh linguistik Amerika, sebelum mengikuti
aliran behavioristik dari Watson dan Weiss, adalah seorang penganut paham
mentalisme yang sejalan dengan teori psikologi Wundt. Bloomfield menerangkan
makna (semantik) dengan rumus-rumus behaviorisme. Akibatnya, makna menjadi
tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi pengikutnya.
Menurut
Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu
masyarakat tutur (Speech Community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk
mengetahui bagian-bagiannya. Lalu, bagi Bloomfield bahasa adalah sekumpulan
data yang mungkin muncul dalam suatu masyarakat. Data ini merupakan
ujaran-ujaran yang terdiri dari potongan-potongan perilaku (tabiat) yang
disusun secara linear.
Menurut
Bloomfield bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa
unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk
adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem. Dalam Teori
linguistik Bloomfield ada beberapa istilah/term yang perlu dikenal yaitu fonem,
morfem, frase, kata, kalimat. Bloomfield dalam analisisnya berusaha
memenggal-menggal bagian-bagian bahasa itu, serta menjelaskan hakikat hubungan
diantara bagian-bagian itu. Jadi, kita lihat bagian-bagian itu mulai dari fonem,
morfem, kata, frase dan kalimat. Kemudian beliau juga menerangkan lebih jauh
tentang tata bahasa serta memperkenalkan banyak definisi, istilah, atau konsep
yang terlalu teknis untuk dibicarakan, seperti konsep aksen, semem, tagmem,
episemem, dan lain-lain. Oleh karena itu, teori Bloomfield ini disebut juga
linguistik taksonomi karena memotong-motong bahasa secara hierarkial untuk
mengkaji bagian-bagiannya atau strukturnya.
Pemikiran
Sapir berpengaruh pada pengikutnya, L. Bloomfield (1887-1949), yang melalui
kuliah dan karyanya mendominasi dunia linguistik sampai akhir hayatnya. Pada
tahun 1914 Bloomfield menulis buku An Introduction to Linguistic Science.
Artikelnya juga banyak diterbitkan dalam jurnal Language yang didirikan oleh Linguistic
Society of America tahun 1924. Pada tahun 1933 sarjana ini menerbitkankan buku Language
yang mengungkapkan pandangan behaviorismenya tentang fakta bahasa, yakni stimulus-response
atau rangsangan-tanggapan. Teori ini dimanfaatkan oleh Skinner (1957) dari
Universitas Harvard dalam pengajaran bahasa melalui teknik drill.
Dalam
bukunya Language, Bloomfield mempunyai pendapat yang bertentangan dengan Sapir.
Sapir berpendapat fonem sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield
berpendapat fonem merupakan satuan behavioral. Bloomfield dan pengikutnya
melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang diteliti, karena itu
mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya disebut strukturalis.
Bloomfield
beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik selama lebih dari 20 tahun.
Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha menulis tata bahasa
deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara. Kaum Bloomfieldian
telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian linguistik di masa setelah
itu.
Bloomfield
berpendapat fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan
tidak berhubungan. Tata bahasa lain yang memperlakukan bahasa sebagai sistem
hubungan adalah tata bahasa stratifikasi yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata
bahasa lainnya yang memperlakukan bahasa sebagai sistem unsur adalah tata
bahasa tagmemik yang dipelopori oleh K. Pike. Menurut pendekatan ini setiap
gatra diisi oleh sebuah elemen. Elemen ini bersama elemen lain membentuk suatu
satuan yang disebut tagmem.
No comments:
Post a Comment