Selain
membahas masalah struktur pembangun berupa unsur intrinsik dan
ekstrinsik, strukturalisme juga membahas struktur naratif cerita. Salah satu
ahli yang menggeluti bidang ini adalah Vladimir Propp lahir pada tanggal
17 April 1895vdi St. Petersburg, Jerman.
Propp
memulai dengan masalah pengklasifikasian dan pengorganisasian cerita rakyat.
Propp secara induktif mengembangkan empat hukum yang menempatkan sastra rakyat
atau fiksi pada pijakan baru. Karena inilah Vladimir Propp dikenal sebagai
cikal bakal struktural naratologis (Herman & Vervaeck, 2005: 52). Keempat
hukum tersebut sebagai berikut.
1. Fungsi
karakter (tokoh) sebagai sebuah penyeimbang, elemen-elemen tetap dalam sebuah
cerita, tidak bergantung kepada bagaimana atau karena siapa mereka terpenuhi.
Elemen-elemen tersebut membentuk komponen-komponen fundamental sebuah cerita.
2. Jumlah
fungsi yang dikenal dalam cerita peri terbatas.
3. Rangkaian
fungsi itu selalu identik.
4. Semua
cerita terdiri atas satu tipe jika dilihat dari strukturnya.
Dalam
membandingkan semua fungsi cerita-cerita tersebut, Propp menemukan bahwa jumlah
keseluruhan fungsi tidak lebih dari tiga puluh satu fungsi. Fungsi-fungsi
tersebut disusun sebagai berikut.
1. Salah
satu anggota keluarga hilang/pergi dari rumah.
2. Larangan
ditujukan pada sang pahlawan.
3. Larangan
dilanggar.
4. Penjahat
berusaha mengintai.
5. Penjahat
menerima informasi tentang korbannya.
6. Penjahat
berusaha menipu korbannya untuk menguasai korban atau (harta) milik korban.
7. Korban
tertipu dan tanpa sadar membantu musuhnya.
8. Penjahat
membahayakan atau melukai seorang anggota keluarga.
9. Kemalangan
atau kekurangan diketahui.
10. Pencari
setuju atau memutuskan untuk mengatasi halangan.
11. Pahlawan
meninggalkan rumah.
12. Pahlawan
diuji, diinterogasi, diserang, dsb. dalam proses mendapatkan alat (agent) sakti
atau penolong.
13. Pahlawan
mereaksi tindakan donor masa depan.
14. Pahlawan
memperoleh kekuatan alat sakti.
15. Pahlawan
dipindah, dikirim, atau digiring/dituntun kemana-mana dalam pencarian objek.
16. Pahlawan
dan penjahat terlibat perang langsung.
17. Pahlawan
mendapat nama (terkenal)
18. Penjahat
dikalahkan
19. Kemalangan
atau kekurangan awal berhasil dimusnahkan.
20. Pahlawan
kembali.
21. Sang
pahlawan dikejar.
22. Penyelamatan
pahlawan dari kejaran.
23. Pahlawan
– yang tidak dikenali – pulang atau pergi ke negeri lain.
24. Seorang
pahlawan palsu menyatakan tuntutan (claim) yang tidak berdasar.
25. Sebuah
tugas yang sulit diajukan pada sang pahlawan.
26. Tugas
berhasil dipecahkan.
27. Sang
pahlawan dikenali.
28. Pahlawan
palsu atau penjahat terungkap.
29. Pahlawan
palsu diberikan tampilan baru.
30. Penjahat
dihukum.
31. Pahlawan
menikah dan bertakhta.
Propp
menyebut tujuh fungsi pertama sebagai unit persiapan. Komplikasi ditandai
dengan nomor 10. Komplikasi diikuti dengan perpindahan, perjuangan, kembali
(kepulangan), dan pengenalan.
Sebagai
tambahan dari tiga puluh satu fungsi tersebut, Propp menambah tujuh “putaran
aksi” (spheres of action). Ketujuhnya disusun sebagai berikut.
1. Penjahat.
2. Donor
(penyedia).
3. Penolong.
4. Putri
dan ayahnya.
5. Utusan
(dispatcher)
6. Pahlawan
(pencari atau korban)
7. Pahlawan
palsu.
No comments:
Post a Comment